- Meningkatkan Perekonomian Rakyat Melalui Potensi Pedesaan, Hannover Messe 2020 ***
- Kementan Musnahkan 1,5 Ton Benih Sawi Putih Asal Korsel Karena Bakteri ***
- Pupuk Indonesia Siapkan Stok 347.664 Ton Pupuk Nonsubsidi untuk Petani ***
- Manfaatkan Alsintan, Produksi Beras Banyuasin Masuk 4 Besar Penyumbang Pangan Nasional ***
- Perdana, Petrokimia Gresik Ekspor 9.000 Kg Kapur Pertanian ***
- Lahan Pertanian Kota Bogor Tersisa 131 Hektare, Bima Arya: Jaga ‘Surga’ yang Tersisa ***
- Terapkan Teknologi Climate Smart Agriculture, Poktan Banjarnegara Kendalikan Hama ***
- Demi Pertanian Berkelanjutan, Petrokimia Gresik Kenalkan Phonska Oca ***
- Kementan targetkan produktivitas padi di food estate Kalteng capai 5 ton per ha ***
Berita
Tanaman Hias, Relaksasi Jiwa Sekaligus Raup Devisa

SELAMA pandemi, orang lebih banyak menghabiskan kegiatan di rumah. Saat ini, kegiatan bercocok tanam diakui paling banyak digemari. Tidak hanya bertanam sayur-sayuran, menanam tanaman hias pot baik berupa bunga potong maupun daun potong juga menjadi pilihan.
Dewasa ini, tanaman hias semakin diburu dan harganya melonjak naik. Banyak orang mencari tanaman hias yang unik dan cantik, menambah indah pekarangan rumah.
Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto menyebutkan, dengan banyaknya orang berada di rumah semasa pandemi, terkuak bahwa bukan hanya kebutuhan bahan pangan untuk fisik yang diperlukan namun juga “asupan” jiwa.
“Banyaknya orang yang nyaman dengan menikmati keindahan tanaman di dalam rumahnya, semacam healing, merelaksasi jiwa. Ini menjadi peluang mendorong usaha tanaman florikultura. Usaha florikultura ini mulai menjadi alternatif bisnis, terlebih akibat pengurangan karyawan di beberapa perusahaan,” katanya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo cukup bangga dengan meningkatnya permintaan tanaman hias ini. Dirinya meminta jajarannya untuk terus mengembangkan jenis tanaman tropis berpotensi devisa ini.
Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman menyatakan peluang usaha tanaman hias daun sangat menjanjikan.
“Saat ini tanaman hias daun sudah banyak diekspor ke negara Eropa, Kanada dan Amerika. Luas panen tanaman hias daun tahun 2019 mencapai 1.873.200 pot per pohon, dengan produksi 27.472.913 pot per pohon. Ini sangat berpotensi devisa,” ujar Liferdi.
Salah satu eksportir florikultura, CV. Flora Berkah Abadi, Riska mengatakan bahwa untuk tanaman berdaun indah di ekspor sekitar 147 pohon per minggu dan sudah di ekspor ke Negara Eropa, Amerika, Kanada, Singapura, Hong Kong, Malaysia dan Thailand.
“Selama satu bulan, pengiriman ekspor dilakukan kurang lebih 10 kali. Harga setiap tanaman pun bervariasi dan yang paling mahal seharga US$200,” ujar Riska.
Beberapa pedagang tanaman hias di kawasan Depok, mengakui ada peningkatan jumlah pengunjung dalam beberapa bulan terakhir.
“Lumayanlah. Orang yang datang belakangan ini memang makin banyak,” kata Agus, salah satu pedagang tanaman hias. Dia tak lupa mensyukuri perkembangan menarik dalam bisnisnya.
Berkebun tanaman hias memang termasuk tren gaya hidup naik turun. Ada kalanya orang kota tiba-tiba banyak mencari tanaman hias dan ada kalanya hanya segelintir orang saja. Jenis tanaman hias yang menjadi buruan pun silih berganti. Dahulu Aglonema atau Sri Rejeki, sangat digandrungi. Harganya pun melejit. Saat sedang tinggi-tingginya permintaan, penjual bahkan menawarkan harga berdasarkan jumlah daunnya.
Beberapa tanaman hias yang saat ini sedang banyak diburu oleh para kolektor selama pandemi yaitu Monstera, Philodendron, Hoya, Begonia, Aglaonema dan Calathea Black Lipstick.
