- Meningkatkan Perekonomian Rakyat Melalui Potensi Pedesaan, Hannover Messe 2020 ***
- Kementan Musnahkan 1,5 Ton Benih Sawi Putih Asal Korsel Karena Bakteri ***
- Pupuk Indonesia Siapkan Stok 347.664 Ton Pupuk Nonsubsidi untuk Petani ***
- Manfaatkan Alsintan, Produksi Beras Banyuasin Masuk 4 Besar Penyumbang Pangan Nasional ***
- Perdana, Petrokimia Gresik Ekspor 9.000 Kg Kapur Pertanian ***
- Lahan Pertanian Kota Bogor Tersisa 131 Hektare, Bima Arya: Jaga ‘Surga’ yang Tersisa ***
- Terapkan Teknologi Climate Smart Agriculture, Poktan Banjarnegara Kendalikan Hama ***
- Demi Pertanian Berkelanjutan, Petrokimia Gresik Kenalkan Phonska Oca ***
- Kementan targetkan produktivitas padi di food estate Kalteng capai 5 ton per ha ***
Berita
Kemendesa Gandeng Australia Tingkatkan Kapasitas Pimpinan Desa

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) menjajaki kerja sama meningkatkan kapasitas para pemimping desa.
"Kekurangan kita adalah leadership dan manajemen yang handal di pedesaan. Karena itu, Australia akan membantu kita dalam memberikan training leadership dan program-program lainnya yang bisa mempercepat pembangunan di pedesaan maupun di daerah-daerah tertinggal," Mendes PDTT Eko Sandjojo dalam keterangan resmi, Kamis (9/3/2017).
Adapun, kemarin (9/3), Kemendesa PDTT bertemu dengan Menteri Pembangunan Daerah, Komunikasi Daerah dan Pemerintah Daerah dan Wilayah Australia, Fiona Nash. Salah satu topik bahasan utamanya adalah kerja sama peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) khususnya di bidang kepemimpinan dan manajerial.
Eko menjabarkan saat ini Pemerintah Australia sedang mengembangkan bisnis model peternakan sapi dengan pola pembibitan di Australia dan penggemukan dilakukan di Indonesia.
Menurutnya, pola tersebut akan menguntungkan kedua belah pihak karena pembibitan di Australia sangat murah. Bagi Indonesia, setelah penggemukan, daging sapi yang diolah dapat diekspor ke negara-negara lain.
“Kita kan sedang fokus kembangkan produk unggulan desa [Prudes]. Nah, jagung atau padi itu kan by product akan hasilkan serat. Serat itu akan jadi sumber makanan buat sapi. Sehingga akan saling berkaitan nantinya,” ujarnya.
Menteri Eko menambahkan, bukan kali pertama kerja sama antar dua negara di bidang desa dilakukan. Belum lama ini, Pemerintah Australia juga turut membantu mengembangkan aplikasi Ruang Desa yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan monitoring dan evaluasi para kepala desa dan pendamping desa.
“Ini baru penjajakan. Kita akan tindaklanjuti secepatnya. Akan dibentuk tim kecil untuk fokus mengurusi kerjasama dua negara ini di bidang perdesaan,” ujarnya.
Menteri Pembangunan Daerah, Komunikasi Daerah dan Pemerintah Daerah dan Wilayah Australia, Fiona Nash, sangat mengapresiasi pertemuan bilateral ini.
Pertemuan yang merupakan tindaklanjut dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Australia akhir Februari lalu ini, dinilainya sangat produktif karena keduanya memiliki perhatian khusus pada persoalan-persoalan di pedesaan.
"Ada beberapa kesamaan yang dimiliki, diantaranya persoalan sanitasi air dan infrastruktur. Pembicaraan tadi sangat produktif. Kami memiliki perhatian dan passion yang sama untuk memajukan masyarakat pedesaan. Ke depan, kami menantikan keberlanjutan kerjasama ini,”jelasnya.
sumber : industri.bisnis.com
