- Meningkatkan Perekonomian Rakyat Melalui Potensi Pedesaan, Hannover Messe 2020 ***
- Kementan Musnahkan 1,5 Ton Benih Sawi Putih Asal Korsel Karena Bakteri ***
- Pupuk Indonesia Siapkan Stok 347.664 Ton Pupuk Nonsubsidi untuk Petani ***
- Manfaatkan Alsintan, Produksi Beras Banyuasin Masuk 4 Besar Penyumbang Pangan Nasional ***
- Perdana, Petrokimia Gresik Ekspor 9.000 Kg Kapur Pertanian ***
- Lahan Pertanian Kota Bogor Tersisa 131 Hektare, Bima Arya: Jaga ‘Surga’ yang Tersisa ***
- Terapkan Teknologi Climate Smart Agriculture, Poktan Banjarnegara Kendalikan Hama ***
- Demi Pertanian Berkelanjutan, Petrokimia Gresik Kenalkan Phonska Oca ***
- Kementan targetkan produktivitas padi di food estate Kalteng capai 5 ton per ha ***
Berita
RI dan Australia Jajaki Kerja Sama di Sektor Peternakan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menilai, Indonesia dan Australia berpeluang untuk bekerjasama di sektor peternakan. Dengan kerjasama itu, kedua negara akan menguasai pasar dan menjadi salah satu mesin bagi pertumbuhan ekonomi dunia.
Menurut Thomas, Australia unggul dalam breeding. Sementara Indonesia unggul dalam processing, penggemukan. "Ini tentu sebuah kemitraan yang luar biasa. Kalau bisa bekerjasama, kita tidak akan terkalahkan," katanya dalam Indonesia-Australia Business Week di Hotel Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Maret 2017.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Hermanto Gunawan menilai terdapat peluang kerja sama dengan Australia untuk mengatasi masalah pangan. "Misalnya, perusahaan Indonesia beli perusahaan Australia terkait pangan, peternakan. Walaupun terhitung impor, dia berasal dari source yang lebih aman dari sisi harga ataupun suplai," ucapnya.
Saat ini, menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani, Indonesia telah menjalin kerja sama daging merah dan ternak atau red meat and cattle partnership dengan Australia. "Produk-produk itu menurut kami bisa dikerjasamakan dengan Australia," katanya.
Shinta menambahkan, selain kerja sama di sektor peternakan, Australia juga tertarik untuk berinvestasi di sektor pariwisata, sektor infrastruktur, dan sektor energi terbarukan. Selain itu, investasi yang juga menarik untuk dimasuki oleh Australia adalah ekonomi digital dan pendidikan, seperti vokasional serta riset.
Menurut Shinta, dalam pembahasan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement, Kadin Indonesia bersama Australia membuat kelompok kerja sama bisnis untuk menganalisa sektor-sektor yang bisa dikerjasamakan. "Yang kami dorong tidak hanya mereka investasi tapi juga bermitra dengan perusahan lokal."
sumber : bisnis.tempo.co
